Home » » Ketiga bahasa ini sepertinya wajib bisa lho!

Ketiga bahasa ini sepertinya wajib bisa lho!

Written By Unknown on Selasa, 08 April 2014 | 06.57


     Sewaktu kita kecil, tentunya ibu kita mengajarkan kita berbicara dengan bahasa daerah. Saya ingat ketika baru menginjak usia satu tahun, ibu mengajarkan saya bahasa Sunda. Melihat saya sudah pandai mengucapkan beberapa kata, terlihat binarnya mata ibu. Lambat laun saya akhirnya bisa berbahasa Sunda.  Bahasa Sunda merupakan bahasa Ibu bagi saya. Hal ini karena begitu lahir Ibu berkomunikasi dengan saya menggunakan bahasa Sunda.
       Di lingkungan masyarakat, tak sedikit masyarakat mengajak berkomunikasi dengan saya dengan bahasa Indonesia. Ketika masuk SD, bahasa Indonesia saya pelajari sebagai bahasa nasional. Begitu pun bahasa Sunda juga saya pelajari sebagai muatan lokal Jawa Barat.
      Seiring berjalannya waktu, saya pun mulai belajar bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Dari SD hingga kuliah semester enam, saya merasa belum mengerti untuk apa ketiga bahasa ini saya pelajari. Bahasa Indonesia dan bahasa Sunda hanya saya gunakan untuk berkomunikasi sehari-hari dengan orang-orang. Malah, untuk bahasa Sunda sendiri saya gunakan untuk bercakap-cakap dengan teman-teman satu jurusan. Sedangkan untuk bahasa Inggris saya merasa enggan untuk memperdalamnya. Ya, saya menganggapnya seperti musuh. Entah mengapa disaat ingin melafalkannya pun malah jadi tertawaan diri sendiri.
        Seiring dengan berjalannya waktu, pola pikir saya terhadap bahasa asing yang bisa dibilang wajib ini berubah.  Apanya yang berubah?  Dahulu, anggapan saya bahasa yang satu ini tidaklah penting. Seiring dengan tuntutan pekerjaan, akhirnya mau tidak mau saya harus mendalaminya. Berawal dari hal tersebut, tersirat dalam benak saya mengumpamakan ketiga bahasa yang pernah saya pelajari ini ke dalam sebuah rumah. Bahasa Sunda saya umpamakan sebagai pondasi, dilanjut dengan bahasa Indonesia sebagai tembok dan betonnya. Sedangkan bahasa Inggris sebagai atapnya. Apa maknanya? Makna dari ketiga bahasa ini adalah:
    1)  Bahasa Sunda sebagai pondasi. Makna dari perumpamaan ini adalah kekuatan budaya. Apabila  seseorang telah mengetahui dan menerapkan kearifan lokal daerahnya, maka cukuplah baginya untuk dapat hidup di daerah tersebut.
      2)  Bahasa Sunda  sebagai tembok dan beton. Maknanya adalah apabila seseorang telah terbiasa dengan kearifan lokalnya, mereka tinggal membangun nasionalisme di negeri yang Bhineka Tunggal Ika ini. Dengan bantuan bahasa Indonesia, orang Sunda bisa berkomunikasi dengan orang Jawa, Batak, dan suku lainnya di Indonesia.
     3)  Bahasa Inggris sebagai atap. Maknanya?  Ketika seseorang telah memiliki kecakapan dalam berbahasa Inggris, maka orang tersebut memiliki peluang untuk dapat memperkenalkan kebudayaan lokal daerahnya kepada dunia Internasional. Ya, inilah modal dasar untuk mengenalkan budaya bangsa kepada dunia. Apabila kita dapat mengenalkan budaya kita kepada dunia internasional, maka lambat laun budaya tersebut akan dikenal setidaknya oleh masyarakat internasional.
            Apabila ketiga bahasa ini telah dikuasai dengan baik, diibaratkan sebuah rumah tadi, orang tersebut telah memiliki rumah yang kokoh. Mungkin kita sering melihat banyak orang yang terkadang congak karena fasih dalam berbahasa Inggris. Sedangkan dirinya memandang sebelah mata pada bahasa daerah. Menurut saya ini suatu anggapan yang perlu diluruskan, karena bahasa Daerah merupakan warisan budaya dan kekayaan bangsa yang wajib dilestarikan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Mojang Jajaka Subang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger